Dari yang tua sampai anak sekolah usia dini sebagian besar memiliki akun facebook, twitter, BBM, instagram, dll. Ketika konten yang di publikasikasikan banyak yang merespon sangat bahagia. Dan seakan menjadi kesenangan tersendiri ketika semakin hari jumlah follower nya terus bertambah.
Lantaran keasikan itulah kita mencoba berbagai cara untuk medapat respon dari followers kita. Tidak jarang mencantumkan yang Like, Share, Amin, dll. “Masuk surga” demi mendapat simpati dari mereka.
Lantaran keasikan itulah kita mencoba berbagai cara untuk medapat respon dari followers kita. Tidak jarang mencantumkan yang Like, Share, Amin, dll. “Masuk surga” demi mendapat simpati dari mereka.
Seakan surga milik saudara atau kakek kita hingga kita berani memberi kompensaai surga kepada siapa saja yang Like tadi.
Kita menjadi jarang atau bahkan tidak sama sekali mengaji Al Qur’an atau kitab sucinya bagi yang beragama lain selain hanya menghabiskan waktu berintetaksi dengan Tuhan melalui media sosial.
Kita menjadi jarang atau bahkan tidak sama sekali mengaji Al Qur’an atau kitab sucinya bagi yang beragama lain selain hanya menghabiskan waktu berintetaksi dengan Tuhan melalui media sosial.
Lari dari kemajuan zaman memang tidak mungkin, namun alangkah indahnya hidup kita bila kehidupan kita seirama antara tugas kita sebagai hamba dan sebagi kholifah di bumi tanpa harus menghilangkan salah satunya.
(cyberdakwah.com)
loading...
0 Response to "Tuhan dan Media Sosial"
Posting Komentar